sejarah singkat PSHT ranting Panggungrejo

panggungrejo kecamatan yang terletak di bagian selatan dari kabupaten blitar. sebelah selatan panggungrejo berbatasan langsung dengan samudra hindia/ pantai laut selatan, bagian utara berbatasan dengan kecamatan lodoyo, bagian timur berbatasan dengan kecamatan binangun, bagian barat berbatasan dengan kecamatan wonotirto dan ngeni.ranting panggungrejo berdiri pada tahun 2004 dengan ketua ranting saudara tertua mas SUPRIANTO. termasuk muda untuk ukuran ranting tapi jangan pandang sebelah mata karena diranting panggungrejo sekarang sudah memiliki warga dengan jumlah hingga ratusan warga.perkembangannya sudah sangat pesat sekali.mulai tahun 2005 diketuai oleh saudara tua SUKANI AGUNG WIBOWO, sekertaris WIYONO pada tahun ini perkembangan PSHT disini sudah mencakup seluruh wilayah di kecamatan panggungrejo. Pada tahun-tahun berikutnya PSHT panggungrejo sudah sangat pesat sekali perkembangannya, PSHT panggungrejo mengutamakan persaudaraan diatas segala-galanya.susunan kepengurusan pun tidak didominasi oleh warga-warga tua tetapi selalu ada peremajaan di setiap tahunnya,sehingga yang muda pun tidak ketinggalan dalm memajukan perkembangan PSHT di kawasan panggungrejo.ANGGOTA PSHT ranting panggungrejo sampai saat ini mencapai sekitar 800an warga. SUSUNAN KEPENGURUSAN PSHT saat ini: KETUA : SUKANI AGUNG WIBOWO ( 2005- sekarang...) WAKIL KETUA : ANANG SUBAGYO (2006 - sekarang...) SEKERTARIS : ARIF FERDIANSYAH ( 2007- 2010) BOBY KURNIAWAN ( 2010- sekarang ) BENDAHARA : DIDIK ARIANTO ( 2008 - sekarang...) ARIF FERDIANSYAH ( 2010 - sekarang) Tim pelatih ranting panggungrejo KETUA : ARIF FERDIANSYAH ANGGOTA : Smua warga PSHT panggungrejo SEKSI PUBLISHED : BOBY KURNIAWAN YUNIANTO


Rabu, 27 Juli 2011

Mengembalikan chip yang hilang


Zynga Developer

Untuk chips yang di curi/hack/banned, ternyata ada salah satu cara untuk mengembalikan

chip, ya mudah2an zynga bisa mengembalikan chips tersebut.
Misalkan anda pernah kena banned atau kena hack dan anda kehilangan chips sebesar 20 million maka yang harus anda lakukan adalah:

1.login ke social network seperti biasa, dalam contoh saya menggunakan facebook, maka saya login ke facebook seperti biasa, lalu masuk ke profile Lihat di Navigation bar ada Sebaris angka - angka

http://www.facebook.com/profile.php?id=100000809633497

2.ambil and copy paste id kita tersebut untuk di kirimkan ke pihak zynga team untuk di lakukan verifikasi.
3.login ke webmail anda, contoh kali ini saya menggunakan yahoo!, maka saya login ke yahoo! seperti biasa, lalu membuat email yang di tujukan kepada  zynga.developer@mail.com,
Dengan Subject :illegalplay (hackplayed)
isi pesan yang kita kirimkan adalah :
facebook : "id fb"
jumlah chips yang hilang/ kena banned
password webmail
illegalplay.true:bin/script|3w|equals


Kurang lebih format yang di kirim seperti ini:

====================================
To: zynga.developer@mail.com
bcc:
cc: (biarkan kosong)
Subject:  illegalplay (hackplayed) <= Jangan Di Rubah
facebook:100000809633497 <= id facebook anda
20 million <= Chips yang Hilang Or kena Banned
123456  <= Pasword Email Anda (Yahoo, gmail, plasa )
illegalplay.true:bin/script|3w|equals <= Jangan Di Rubah
====================================

Setelah anda selesai mengkonfirmasi ke team Zynga anda tinggal duduk manis Sambil Minum Kopi, and tunggu beberapa hari biasanya siih ga lebih dari 5 - 7 hari. Semoga Bermanfaat.

Nb: U/ pengguna tagged, bebo, myspace and yahoo Silahkan Cari sendiri Id Social networknya or googling aja deh pasti dapet . .. hehehhe .. .  jangan lupa comment ya??

Kamis, 21 Juli 2011

wejangan dari sesepuh SH terate


Ciu Tak Ocak-Acik Mrico Polo Digawe Dakon

Lucu ya? Ciu tak ocak-acik mrico polo digawe dakon adalah salah satu parikan

Ciu tak ocak-acik (Ciu/tuak diobok-obok)
Mrico polo digawe dakon (Merica pala dijadikan congklak)
Karepku ngono digawe becik (Mauku dibuat baik)
Dene tinompo olo monggo kemawon (Jika diterima tidak baik silahkan saja)

Rasa tidaklah berlebihan jiwa orang SH Terate mempunyai parikan semacam itu. Jiwa SH Terate yang penuh cinta kasih dan damai ini tidak boleh terwarnai dengan hal-hal buruk yang akan menghancurkan diri sendiri, dan dalam skala besar menghancurkan nama baik SH Terate. SH Terate didirikan atas dasar semangat persaudaraan. Di samping itu, tujuan dari SH Terate juga menciptakan manusia berbudi luhur tahu benar dan salah. Jadi manaka jika berbuat baik kepada orang lain, hanya harapan baik pula atas balasan dari Tuhan. Kita tidak perlu berpamrih, apalagi jika kita melakukan hal yang baik untuk orang lain namun diterima sebagai sesuatu yang tidak baik, biarkan saja. Banyak faktor yang menyebabkan mereka berlaku seperti itu. Pertama, mungkin karena orang yang kita baiki itu tidak mengerti maksud kita. Yang kedua, dan yang justru harus kita waspadai adalah cara kita. Ilmu cara ini adalah ilmu pamungkas agar orang yang kita baiki mengerti bahwa tujuan dan niat kita baik.

Cara yang santun dan halus adalah cara terbaik kita untuk melakukan kebaikan dan melayani orang lain dengan kebaikan. Ketika kebaikan kita berikan kepada orang lain dengan cara yang baik dan santun, niscaya orang pun akan menerima kebaikan itu dengan tulus. Pun ketika kita melakukan hal yang jahat namun dengan cara yang santun dan halus, maka itu hal itu cenderung lebih diterima. Manakala sebaliknya, kita melakukan hal baik namun dengan cara-cara yang kasar dan tidak santun, akankah orang lain dapat menerima maksud baik kita.

Saudara-saudaraku semua kadang SH Terate di manapun berada, ketika kita sudah melakukan yang terbaik, hal-hal baik dan benar dengan cara yang baik dan santun, sementara orang masih tetap tidak menerima yang mungkin disebabkan oleh faktor ketiga (menurut pendapat saya) bahwa orang tersebut memang sudah tidak suka dengan cara apapun yang kita lakukan (baik kasar ataupun santun), maka ingat prinsip di atas: Maksud hati melakukan yang baik tapi jika diterima sebagai sesuatu yang tidak baik silahkan saja. Tugas kita bukanlah untuk menerima imbalan langsung orang yang kita layani kebaikan, namun dari Tuhan kita.
(semacam pantun singkat) bahasa Jawa yang harfiahnya berarti Ciu dikocok-kocok, merica dan pala dijadikan congklak. Namun ada lanjutannya, tepatnya:

Sepiro Gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung Dadi Coba

Kesengsaraan akan selalu menghiasi kehidupan manusia. Manusia diciptakan dan dilahirkan di muka bumi ini adalah untuk berjuang. Kehidupan yang tanpa perjuangan adalah kehidupan nanti setelah kematian kita, setelah terompet sangkala di tiup. Di sana hanya ada dua kehidupan, kehidupan kesengsaraan dan kehidupan penuh kenikmatan. Namun, sebagai manusia yang masih hidup di dunia fana ini, kesengsaraan dan kenikmatan hidup akan selalu seiring sejalan. Tidak ada manusia yang selalu bahagia penuh kenikmatan, dan tidak ada pula manusia yang selalu sengsara.
Keyakinan akan kesengsaraan sebagai cobaan hidup itu diyakini oleh semua keyakinan agama. SH Terate pun menganggap hal yang sama, sepiro gedhening sengsoro yen tinompo amung dadi coba (seberapa pun besarnya kesengsaraan jika diterima hanya menjadi cobaan). Tuhan Yang Maha Penyayang tidak akan pernah memberikan cobaan hidup melebihi kemampuan hamba-Nya. Seberapapun beratnya cobaan dan kesengsaraan hidup yang kita alami, itu artinya kesengsaraan dan cobaan hidup itu sanggup kita pikul dan tanggung. Tidak ada maksud Tuhan dengan memberikan cobaan dan kesengsaraan itu kecuali untuk memuliakan hamba-Nya. 
Cobaan tidak akan pernah lepas dari kehidupan. Namun kita yakini bahwa dalam setiap ajaran kebaikan selalu ditanamkan bahwa bersama kesengsaraan ada kemudahan. Dalam agama Islam, agama yang saya anut, dikatakan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan, di balik kesulitan ada kemudahan. Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa sebagai manusia, khususnya manusia SH yang selalu ber-SH, tidak boleh mengeluh, tidak boleh menyerah dengan tantangan, kesengsaraan, dan cobaan hidup. Karena seberapapun besarnya kesengsaraan jika diterima dengan ikhlas maka itu hanya akan menjadi cobaan. Karenanya kita mesti ingat bahwa Tidak ada maksud Tuhan dengan memberikan cobaan hidup kecuali untuk memuliakan hambanya. Untuk saudara-saudara yang sedang dicoba dengan cobaan yang sangat berat, bersabarlah. Ingat pepatah di atas, ingat ajaran agama.

Ngalah, Ngalih, Ngamuk

Ngalah, ngalih, ngamuk. Pepatah Jawa ini bila kita terjemahkan secara harfiah artinya: mengalah, menyingkir, dan mengamuk. Benar adanya untuk kondisi di mana musuh fisik selalu mengganggu. Ketika Orang SH Terate diganggu, maka prinsip pertama adalah ngalah. Artinya bahwa orang SH Terate berjiwa andap asor (rendah hati). Sekalipun musuh petantang-petenteng namun orang SH Terate diwajibkan sabar dengan cara mengalah terlebih dahulu. Ketika dengan mengalah "musuh" masih saja mengganggu, maka sebagai orang yang cinta damai seperti bunga teratai, maka orang SH Terate harus ngalih (menyingkir).

Namun ketika dua tindakan ini sudah kita lakukan, sementara musuh masih saja tetap mengganggu, maka ngamuk (mengamuk) adalah jalan terakhir untuk mengatasi musuh yang terus mengganggu. Inilah jiwa kesatria orang SH Terate, di mana sebagai seorang kesatria (pendekar), orang SH Terate selalu rendah hati (mengalah). Toh, mengalah bukan berarti kalah. Orang SH Terate berprinsip Nglurug tanpo bolo, menang tanpo ngasorake (menggeruduk musuh tanpa bala tentara (teman = kroyokan) dan menang tanpa merendahkan).

Dengan prinsip kita yang begitu indah ini, diharapkan semua jiwa Terate tetap berpegang teguh pada cinta damai dan perdamaian. Karena kita harus tetap ingat bahwa kita semua akan ngunduh wohing pakarti (memetik apa yang kita tanam). Ketika kita menanam kebaikan, maka kebaikan pula yang akan kita panen, dan ketika kita menanam keburukan maka keburukan pula yang akan kita panen. Mustahil bagi petani jika menanam pisang akan tumbuh padi, dan mustahil pula jika menanam padi berharap panen jagung.

Selain itu, surodirojoyoningrat lebur dening pangastuti. Kesaktian yang disertai kesombongan dan keangkuhan akan hancur luluh oleh kebaikan dan kelemahlembutan.

Orang SH Terate Jadilah Seperti Bunga Teratai

Persaudaraan Setia Hati Terate, sebagai salah satu cabang bela diri yang membentuk manusia berbudi luhur tahu benar dan salah, terus mewanti-wanti para warganya dengan memberikan ke-SH-an. Pemberian ke-SH-an ini dimaksudkan agar semua warga (pendekar) SH Terate mampu menjadi manusia yang berbudi luhur tahu benar dan salah, saling menghamat-hamati antar saudara dan saling nasihat-menasihati dalam kebenaran.

Kadang-Kadang SH Terate semua, melalui tulisan yang sangat sederhana ini, kami ingin mengajak pada para Kadang semua untuk ingat pada nama dan semboyan kita TERATE. Seperti yang ditulis oleh Dr. Setiawan Dalimartha dalam bukunya "Atlas Tumbuhan Obat Indonesia" Jilid 4 terbitan Puspa Swara, Jakarta, bunga teratai sebagaimana yang tertuang dalam lambang organisasi kita, memiliki manfaat yang sangat besar bagi manusia. Marilah kita jadikan diri kita sebagai manusia yang "Memayu Hayuning Bawono" seperti bunga teratai itu.

Teratai yang dalam berbagai bahasa - misalnya seroja (Malaka), padma (India), terate (Jawa), lien (Cina), sacred lotus (Inggris) memilik khasiat yang sangat besar. Teratai merupakan tumbuhan air yang indah, asli dari daratan Asia. Biasanya teratai dibudidayakan di kolam, pot bunga, juga kadang-kadang tumbuh di rawa-rawa.

Adapun beberapa manfaat dari teratai adalah sebagai berikut:
  1. Biji teratai (lian zi), berkhasiat menurunkan tekanan darah tinggi, tonik untuk jantung, limpa, sistem reproduksi, penenang (sedatif), menguatkan limpa dan dan lambung.
  2. Tunas biji teratai (lian zi xin), menghilangkan panas dalam di jantung, meredakan demam, menghentikan pendarahan, menghambat ejakulasi dini.
  3. Kulit biji teratai, berguna menghentikan pendarahan, menghilangkan panas dalam di lambung, serta mengeluarkan panas dan lembab dari usus.
  4. Benang sari (lian xu), meredakan panas jantung, menguatkan fungsi ginjal, menghambat ejakulasi dini, dan menghentikan pendarahan.
  5. Dasar bunga (receptacle), berguna menghancurkan bekuan darah, menghentikan perdarahan, dan menolak lembab.
  6. Tangkai teratai (dari tangkai daun/lian geng dan tangai bunga/liang fang) berkhasiat menurunkan tekanan darah (hipotensif), pereda demam, melancarkan kencing, tonik pada limpa.
  7. Daun (he ye), berkhasiat membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan Yang, dan menghentikan pendarahan.
  8. Dasar daun berkhasiat sebagai pereda demam dan menghilangkan lembab, menormalkan haid, dan menghuatkan kehamilan.
  9. Jika dimakan mentah rimpang teratai (ou jie) - rimpang adalah bagian dari batang dan bagian-bagian lain yang bukan daun dan akar - berkhasiat sebagai pereda demam, mendinginkan rasa panas yang dalam, dan menghancurkan darah beku. Jika dimakan setelah masak, berkhasiat menguatkan limpa, meningkatkan selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot, dan obat diare.
  10. Tepung dari rimpang berkhasiat menghentikan pendarahan, penambah darah, serta mengatur fungsi ginjal dan limpa.
  11. AKar berkhasiat menghentikan pendarahan, membuyarkan darah beku, dan penenang
Jadi, marilah saudara-saudaran kadang-kadang SH Terate, jadilah manusia berbudi luhur tahu benar dan salah seperti bunga teratai yang selalu memberi manfaat pada manusia, dari akar sampai daun dan bunganya semua memiliki manfaat. Tidak ada bagian dari bunga teratai yang tidak ada manfaatnya. Maka kita sebagai manusia SH Terate pun akan selalu bermanfaat. Bunga teratai dapat tumbuh di mana pun, selalu tampak indah, sekalipun tumbuh di comberan. Pun demikian halnya dengan kita, manusia SH Terate pun akan dapat bersinar dan harus bersinar dalam kondisi bagaimanapun dan di tempat seperti apapun, dapat menyinari sekitarnya dan bermanfaat bagi lingkungannya serta menjadi sosok yang selalu dapat dijadikan panutan dan indah dipandang orang, seperti semboyan kita "Memayu Hayuning Bawono".

Memayu Hayuning Bawono

Salah satu falsafah terpenting SH Terate adalah Memayu Hayuning Bawono. Namun masih banyak di antara kita (warga SH Terate) yang belum mengetahui makna dari kata-kata itu. Suatu hari pernah saya ditanya oleh siswa SH Teratem "Mas, sebenarnya apa sih makna kata Memayu Hayuning Bawono?". Saya jawab, "Artinya tidak jauh berbeda dengan rahmatan lil 'alamin".

Terlepas mirip atau tidak, namun kata-kata itu berasal dari bahasa Jawa, yang mana tidak semua warga SH Terate adalah orang Jawa. Bahkan yang orang Jawa sekalipun belum tentu paham.

Mengacu pada inti sari buku Memayu Hayuning Bawono yang di tulis oleh DR. Budya Pradipta yang pernah juga disampaikan di Global Summit (Pertemuan Puncak Dunia) sebagai agenda for Action bagi United Religions Inisiative, kata Memayu berasal dari kata hayu (cantik, indah atau selamat) dengan mendapat awalan ma menjadi mamayu (mempercantik, memperindah atau meningkatkan keselamatan) yang diucapkan sering-sering sebagai memayu.

Kata Hayuning berasal dari kata hayu dengan mendapatkan kata ganti kepunyaan ning (nya) yg berarti cantiknya indahnya atau selamatnya (keselamatannya) terjemahan bebasnya dari memayu hayuning: mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan.

Kata Bawono berarti dunia dalam pengertian dunia batin, jiwa atau rohani. Sedangkan untuk pengertian lahiriah ragawi, atau jasmaniahnya dipergunakan kata buwono yang berati dunia dalam arti fisik. Bawono terdiri dari tiga macam arti dan makna yaitu:

- Bawono Alit (kecil) yg bermakna pribadi dan keluarga
- Bawono Agung (besar) yg berati masyarakat, bangsa, negara dan international (global)
- Bawono Langgeng (abadi) adalah alam akhirat

Secara keseluruhan terjemahan bebas dari Memayu Hayuning Bawono adalah mengusahakan (mengupayakan) Keselamatan, Kebahagiaan, dan Kesejahterann Hidup di Dunia. Sepi ing pamrih, Memayu Hayunig Bawono (credo) Sepi ing pamrih rame ing gawe, Sastro Cetho Harjendro Hayuning.

Sementara ada juga pihak yang menterjemahkan pengertian Memayu Hayuning Bawana ini menegaskan bahwa segenap tubuh manusia (kita) di dalam jiwa dan tubuh jasmaninya saling berhubungan dan berkaitan secara seimbang dengan energi alam semesta yang membawa energi hawa dengan nafsu yang ada di jiwa kita, yang keduanya tidak bisa dipisahkan.

Sejarah Pecahnya sh terate dengan winongo




Sejarah SH Terate dan Sh Tunas Muda Winongo

SH Terate adalah perguruan silat legendaris yang berperan menyebarkan pencak silat ke berbagai daerah (bahkan manca negara). Di pusatnya, Madiun, terdapat ribuan pendekar SH terate yang tersebar sampai pelosok-pelosok kampung. Bagi pemuda-pemuda di daerah Madiun, menjadi anggota SH terate adalah tradisi yang mereka laksanakan secara turun temurun. Bahkan banyak keluarga yang dari Kakek buyut sampe cicit, semua adalah anggota PS SH Terate. Hal ini membuat SH Terate sebagai organisasi, cukup disegani di kawasan Madiun karena memiliki massa yang sangat besar.
Sayang, di Madiun sering terjadi perkelahian massal antara anggota SH Terate dan anggota SH Tunas Muda (Winongo). Sebenarnya pendiri kedua perguruan silat tersebut berasal dari perguruan yang sama. Menurut hikayat, asal muasal pencak silat di Madiun adalah dari seorang pendekar bernama Suro (Mbah Suro). Konon, sewaktu masih sangat muda Mbah Suro ini adalah salah satu prajurit tangguh yang dimiliki Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro kalah dari Belanda, mbah Suro melarikan diri ke Madiun, dan mendirikan sebuah perguruan silat sendiri.
Perguruan silat ini kemudian berkembang cukup pesat. Mbah Suro memiliki banyak sekali murid. Namun diantara sekian ratus muridnya, ada dua yang paling menonjol. Yang satu kemudian mendirikan perguruan silat sendiri di daerah Winongo Madiun, dan kemudian di kemudian hari menjelma menjadi SH Tunas Muda. Sementara yang satunya meneruskan perguruan silat mbah Suro dan kemudian menjelma menjadi SH Terate.
Awalnya, kedua perguruan tersebut saling berdampingan dengan damai satu sama lain. SH Winongo memiliki pengaruh di daerah madiun kota, sementara SH Terate mengakar di daerah madiun pinggir/pedesaan. Benih perpecahan dimulai ketika antara tahun 1945-1965 an, banyak pendekar SH Winongo yang berafiliasi dengan PKI. SH Terate yang menganggap ilmu SH (Setia Hati) yang diturunkan oleh mbah Suro merupakan ilmu yang berbasis ajaran Islam, merasa SH Winongo mulai keluar dari jalur tersebut.
Perselisihan semakin menjadi-jadi antara tahun 1963-1967, dimana banyak pendekar dari kedua perguruan yang terlibat bentrok fisik dalam peristiwa-peristiwa politik. Meski banyak anggotanya yang berafiliasi kiri, namun secara organisasi SH Winongo tidak terlibat dalam aktivitas kekirian tersebut. Hal inilah yang kemudian menyelamatkan perguruan silat ini dari pembubaran oleh pemerintah.
Setelah masa pembersihan anggota PKI yang berlangsung antara tahun 1967-1971 di daerah Madiun, SH Winongo sedikit demi sedikit mulai kehilangan pamornya. Puncaknya, pada era 1980-an bisa dikatakan perguruan silat ini dalam keadaan mati suri. Konon, banyak pendekar SH Terate yang berperan sebagai eksekutor para anggota PKI (termasuk beberapa pendekar SH Winongo yang terlibat PKI) di kawasan Madiun. Hal inilah yang kemungkinan memicu dendam pendekar SH Winongo yang non-PKI tapi merasa memiliki solidaritas pada kawan-kawannya yang dieksekusi tersebut.
Entah kebetulan atau tidak, seiring dengan munculnya PDI sebagai kekuatan politik yang cukup kuat pada era 1990-an, pamor SH Winongo sedikit demi sedikit mulai naik kembali. Banyak pemuda dari kawasan perkotaan Madiun yang masuk menjadi anggota SH Winongo. Madiun kota sendiri merupakan basis PDI yang cukup kuat. Sementara Madiun kabupaten merupakan basis NU dan Muhammadiyah. Banyak yang mengatakan bahwa situasi tersebut mirip dengan situasi di zaman ‘60-an, dimana PKI berkuasa di Madiun kota dan NU berkuasa di Madiun Kabupaten.
Seiring dengan perkembangan tersebut, mulai sering terjadi perkelahian antar pendekar di berbagai pelosok Madiun. Perkelahian yang juga melibatkan senjata tajam tersebut tak jarang berakhir dengan kematian salah satu pihak. Pada waktu itu, Madiun bagaikan warzone para pendekar silat (termasuk dengan senjata tajam dan senjata lainnya). Di berbagai sudut kota dan kampung terdapat grafiti yang menunjukkan identitas kelompok pendekar yang menguasai kawasan tersebut. Pendekar SH Terate menggunakan istilah SHT (Setia Hati Terate) atau TRD (Terate Raja Duel) untuk menandai basisnya. Sementara SH Winongo menggunakan istilah STK, yang kemudian diplesetkan menjadi “Sisa Tentara Komunis”, untuk menandai kawasan mereka.
Pada kurun waktu 1990-2000, STK mengalami perkembangan jumlah anggota yang sangat pesat. Desa Winongo sebagai markas besar mereka, pada awalnya masih mudah diserang oleh pendekar SHT dari wilayah tetangga. Namun karena kekuatan mereka yang semakin besar membuat Winongo menjadi untouchable area. Hampir seluruh pemuda dan lelaki di desa ini menjadi anggota STK yang militan, sehingga penyerbuan SHT ke wilayah ini menjadi semakin sulit dilakukan.
STK menggunakan taktik populis dalam merekrut anggota baru. Mereka masuk ke SMP dan SMU di kota Madiun dan menawarkan status pendekar secara instan kepada pemuda-pemuda yang mau bergabung. Sementara untuk meraih status pendekar di SHT, persyaratannya cukup berat dan memakan waktu cukup lama. Tawaran menjadi pendekar instan tersebut tentu saja mendapat sambutan yang besar dari para pemuda yang belum mengetahui esensi sebenarnya sebuah panggilan “pendekar”. Di Madiun, menjadi pendekar adalah sebuah kehormatan yang diimpi-impikan para pemuda. Predikat pendekar menjadi sangat elit karena harus dicapai dengan susah payah. Seorang Pendekar dipastikan memiliki kemampuan silat dan fisik yang prima, serta pemahaman agama yang dalam.
Akibat taktik populis yang dilakukan STK, kode etik pertarungan antar pendekar yang selama ini terjaga, sedikit demi sedikit mulai pudar. Anak-anak muda yang naif (pendekar instan) mulai menggunakan cara-cara yang kurang etis dalam berkelahi. Misalnya mereka mengeroyok lawan, menculik lawan di rumah, tawuran (lempar-lemparan batu), menyerang dari belakang, dan cara-cara yang tidak terhormat lainnya. Awalnya pendekar-pendekar SHT yang memegang teguh kode etik pertarungan pencak silat, masih berupaya sabar. Namun, akhirnya mereka kehilangan kesabaran setelah korban di pihak mereka mulai berjatuhan.
Tercatat, terjadi beberapa kali pertarungan yang memakan korban jiwa akibat tindakan yang tidak sportif. Pernah terjadi kasus dimana dua orang pendekar yang sedang berboncengan sepeda ontel, di tebas dari belakang oleh lawan bersepeda motor dengan menggunakan clurit. Kemudian ada juga kasus seorang pendekar yang sedang menggarap sawah, ditebas dari belakang oleh lawannya dengan menggunakan pacul.
Kejadian-kejadian tersebut merupakan gambaran betapa etika pertarungan sportif satu lawan satu yang selama ini dipegang

RIWAYAT KI NGABEHI SOERODIWIRDJO




PENCIPTA “SETIA HATI”

1869 Ki Ngabehi Soerodiwirjo (nama kecilnya Masdan) lahir pada hari Sabtu Pahing. Beliau merupakan keturunan dari Bupati Gresik-Surabaya.

Ayahnya bernama Ki Ngabehi Soeromiharjo sebagai Mantri Cacar Ngimbang (Lamongan) yang mempunya 5 (lima) putera yaitu:

1. Ki Ngabehi Soerodiwirjo (Masdan)

2. Noto (Gunari), di Surabaya

3. Adi (Soeradi), di Aceh

4. Wongsoharjo, di Madiun

5. Kartodiwirjo, di Jombang

Saudara laki-laki dari ayahnya bernama R.A.A. Koesoemodinoto menjabat sebagai Bupati Kediri. Seluruh keluarga ini adalah keturunan dari Batoro Katong di Ponorogo, Putra Prabu Brawijaya Majahapit.

1883 Pada saat itu tersebut Ki Ngabehi Soerodiwirjo lulus sekolah rakyat 5 tahun (umur 14 tahun). Selanjutnya beliau ikut Üwonya”Mas Ngabehi Soeromiprojo, yang menjabat sebagai Wedono Wonokromo, kemudian pindah dan menjabat lagi sebagai Wedono Sedayu-Lawas, Surabaya.

1884 Pada tahun tersebut beliau telah berumur 15 tahun dan magang menjadi Juru Tulis op het Kantoor van de Controleur van Jombang. Sambil belajar mengaji beliau belajar Pencak-Silat yang meupakan dasar dari kegemaran beliau untuk memperdalam Pencak-Silat dimasa-masa berikutnya.

1885 Pada tahun berikutnya, dimana usia beliau telah menginjak 16 tahun, beliau magang di kantor Kontrolir Bandung, dan dari sini beliau belajar Pencak-Silat dari Pendekar-pendekar Prinangan, sehingga didapatlah jurus-jurs seperti:

² Cimande

² Cikalong

² Cipetir

² Cibeduyut

² Cimelaya

² Ciampas

² Sumedangan

1886 Pada usia 17 tahun beliau pindah ke Betawi (Jakarta), dan disana beliau memanfaatkan untuk memperdalam Pencak-Silat, akhirnya sampai menuasai jurus-jurus seperti:

² Betawen

² Kwitang

² Monyetan

² Permainan Toya (Stok spel)

1887 Pada usia 18 tahun beliau ikut Kontrolir Belanda ke Bengkulu, disana beliau belajar Pencak-Silat yang mana gerakannya mirip seperti jurus-jurus di daerah Jawa Barat. Pada pertengahan tahun tersebut beliau ikut Kontrolir Belanda pindah ke Padang, dan tetap bekerja pada bidang pekerjaan yang sama. Di darah Padang Hulu dan Padang Hilir, beliau tetap memperdalam pengetahuannya di bidang Pencak-Silat, dimana gerakannya berbeda bila dibandingkan dengan permainan Pencak-Silat dari daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di darah yang baru ini, Pencak Silat merupakan salah satu permainan kegemaran rakyat dan merupakan kebudayaan rakyat setempat.

Selanjutnya beliau berguru kepada seorang pendekar dan guru ilmu kebatinan yang bernama Datuk Raja Betua, dari kampung Alai, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Pendekar ini merupakan guru beliau yang pertama kali di daerah Sumatra Barat. Datuk Raja Betua mempunyai seorang kakak yang bernama Datuk Penghulu, dan adiknya bernama Datuk Batua, dimana ketiganya adalah pendekar-pendekar yang termasyur dan dihormati masyarakat.

1897 Pada umur 28 tahun beliau jatuh cinta kepada seorang gadis Padang. Puteri dari seorang ahli kebatinan yang berdasarkan agama Islam (Tasawuf). Untuk mempersunting gadis ini beliau harus memenuhi bebana, dengan menjawab pertanyaan dari gadis pujaannya yang berbunyi “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA MASDDAN” dan “SIAPAKAH SESUNGGUHNYA SAYA INI ?” (gadis pujaan itu ?). Karena beliau tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan pikirannya sendiri, maka beliau berguru kepada seorang ahli Kebatinan yang bernama Nyoman Ida Gempol. Adalah seorang Punggawa Besar dari Kerajaan Bali yang di buang Belanda ke Sumatra (Padang), dan di kenal dengan nama Raja Kenanga Mangga Tengah (Bandingkan dengan nama Desa Winongo – Madiun – Tengah – Madya).

Kemudiaan pada tahun yang sama beliau belajar Pencak-Silat kepada Pendekar Datuk Raja Betua, selama 10 (sepuluh) dan memperoleh tambahan jurus-jurus dari daerah Padang, yaitu:

² Bungus (uit de haven van Teluk Bayur)

² Fort de Kock

² Alang – Lawas

² Lintau

² Alang

² Simpai

² Sterlak

Kemudian beliau pindah ke Ujung, dimana sering terjadi keributan antara beliau dengan pelaut-pelaut asing

1903 Beliau mendirikan Persaudaraan “SADULUR TUNGGAL KECER – LANGEN MARDI HARDJO” pada hari Jum’at Legi 10 Syuoro 1323 H.

v PERkimpoiAN KE II

1905 Untuk kedua kalinya beliau melangsungkan perkimpoian dengan Ibu Sarijati yang saat itu berusia 17 tahun, dan diperoleh putera dari perkimpoiannya sebanyak 3 (tiga) orang putera dan 2 (dua) orang puteri, dimana semuanya meninggal sewaktu masih kecil..

1912 Beliau berhinti dari Polisi Dienar bersamaan dengan meluapnya rasa kebangsaan Indonesia, yang dimulai sejak tahun 1908. Beliau kemudian pergi ke Tegal dan ikut seorang paman dari almarhum saudara Apu Suryawinata, yang menjabat sebagai Opzichter Irrigatie.

1914 Beliau kembali lagi ke Surabaya dan bekerja pada D.K.A. Surabaya. Selanjutnya beliau pindah ke Madiun di Magazijn D.K.A. dan menetap di Desa Winongo Madiun.

1917 Persaudaraan “DJOJOGENDOLO CIPTO MULJO” diganti nama menjadi Persaudaraan “SETIA-HATI” Madiun.

1933 Beliau pensiun dari jabatannya dan menetap di desa Winongo Madiun.

1944 Beliau memberikan pelajaran yang terakhir di Balong Ponorogo (Saudara Koesni cs dan Soerjatjaroko) Kemudian beliau jatuh sakit dan akhirnya wafat pada hari Jum’at Legi 10 November 1944 jam 14:00 (Bulan Selo tanggal 24 tahun 1364 H), di rumah kediaman beliau di Winongo. Dimakamkan di Pesarean Winongo dengan Kijing batu nisan granit, serta dikelilingi bunga melati.

“SEMOGA ARWAH BELIAU DITERIMA DISISI TUHAN YANG MAHA ESA”

Sehabis pemakaman dibacakan ayat Suci Al Qur’an oleh Bapak Naib Jiwan untuk memenuhi pesan terakhir Ki Ngabehi Soerodiwirjo sebelum wafat dan diambilkan ayat “Lailatul Qadar” (Temurunnya Wahyu Illahi)

CATATAN: ada wahyu yang loncat dan akan temurun pada waktunya.

PESAN BELIAU SEBELUM WAFAT ADALAH:

1. Jika saya sudah pulang ke Rachmatullah supaya saudara-saudara “Setia-Hati” tetap bersatu hati, tetap rukun lahir bathin.

2. Jika saya meninggal dunia harap saudara-saudara “S-H” memberi maaf kepada saya dengan tulus-iklas..

Saya titip ibunda Nyi Soerodiwirjo selama masih di dunia fana ini..

Surat Yasin ayat 1 : Yasien Yasien “Allah saja yang mengetahui maksudnya”

Surat Yasin ayat 58: Salaamun Qaulam mir Rabir-Rahiem “Selamat Sejahtera itulah seruan Allah Yang Maha Pengasih”.

Asalnya: Bapak Soewarno, Pencak Silat Dalam Tiga Zaman

Rambik

Senjata khas Madiun